Kamis, 28 April 2011

Sekilas Bali dan Perjalanan Sejarah

Mengakhiri jaman prasejarah, Bali sudah dituju untuk melakukan pencarian dan perjalanan oleh para penekun spiritual. Rsi Markandeya tercatat sebagai tokoh spiritual dari Jawa yang pertama menjejakkan kakinya di Bali .

Perjalanan melakukan perncarian kesucian batin dan keseimbangan alam kemudian meletakkan tonggak tatanan agama Hindu di lereng selatan gunung Agung yang kini dikenal sebagai Pura Agung Besakih. Pura Basukian dipercaya sebagai tonggak pertama Rsi Markandeya bersama pengikutnya memastikan Bali sebagai tanah tujuan membangun nilai spritual.

Bagai berkelanjutan , tatanan hidup spiritual secara simultan beriring dengan tata pemerintahan di Bali . Pemerintahan dinasti Warmadewa disebutkan dalam berbagai naskah kuno amat mendukung kelangsungan hidup beragama dengan budaya dan adat setempat sehingga mengundang kedatangan tokoh-tokoh spiritual lainnya di tanah Jawa . Kedatangan Empu Kuturan pada sekitar abad 11 secara pasti mampu merekat tatanan hidup masyarakat lokal dengan tatanan hidup yang dibawa dari Jawa . Tatanan desa adat dengan konsep parhyangan sebagai personifikasi Tuhan dalam fungsi Tri Murti adalah upaya menampung penyatuan konsep lokal dengan konsep Hindu.

Perjalanan spiritual selanjutnya dilakukan oleh tokoh agama Hindu dari tanah Jawa. Penyatuan Nusantaraa oleh Majapahit adalah puncak perjalanan dan transformasi agama dan budaya lokal dengan Hindu. Dalam perjalanan waktu, Bali dan masyarakatnya kemudian menjalani keseharian mereka dengan tata kehidupan agama, seni dan budaya yang unik. Keunikan inilah kemudian pada sekitar tahun 1579, menjadi perhatian seorang Belanda bernama Cornelis de Houtman yang melakukan perjalanan ke Indonesia untuk mencari rempah - rempah.. Tanah yang subur, kegiatan pertanian dan keunikan budaya penduduknya dalam menjalani keseharian sungguh menjadi perhatian besar bagi ekspedisi de Houtman.

Berbarengan dengan Indonesia yang dikenal sebagai penghasil rempah, Bali mulia dikenal dunia dari sisi budaya. Penguasaan Belanda terhadap Indonesia pada sekitar abad 17 dan 18 tidak banyak memberi pengaruh pada kehidupan agama dan budaya di Bali. Hindu di Bali pada masa itu bahkan memasuki masa kejayaan ketika kerajaan di Bali berpusat di Gelgel dan kemudian dipindah ke Smarapura. Padaawal abad 20, barulah Bali dikuasai oleh Belanda ditandai dengan jatuhnya kerajaan Klungkung tahun 1908.

0 komentar: