BAB IV
A. Klasifikasi Kata Berdasarkan Kelas Kata
Kata merupakan unsur yang sangat penting dalam membangun suatu kalimat. Setiap kata mempunyai fungsi dan peranan yang berbeda sesuai dengan kelas kata atau jenis katanya. BAB IV
Secara umum kelas kata terdiri atas 5 macam,yaitu:
1. Kata kerja(verba)
2. Kata sifat(adjektif)
3. Kata keterangan (adverbia)
4. Kata benda(nomina), kata ganti(pronomina), kata bilangan (numeralia)
5. Kata tugas
1.Kata Kerja (Verba)
Kata kerja adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan . Suatu kata dapat dikatakan kelas kata kerja apabila memenuhi persyaratan berikut.
1. Dapat diikuti oleh gabungan kata (frasa) dengan + kata sifat
Contoh :
Pergi (Pergi dengan gembira)
Tidur(Tidur dengan nyenyak)
2. Dapat diberi aspek waktu, seperti akan, sedang, dan telah.
Contoh :
(Akan )mandi
(sedang)tidur
3. Dapat diingkari dengan kata tidak.
Contoh :
(Tidak) makan
(tidak) lihat
4. Berawalan me- dan ber –
Contoh:
Melatih
Melihat
Merakit
2.Kata Sifat (Adjektiva)
Kata sifat adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan sesuatu, misalnya keadaan orang, binatang,bunda. Kata sifat berfungsi sebagai predikat.
Suatu kata dapat digolongkan ke dalam kelas kata sifat apabila memenuhi persyaratan berikut.
1. Dapat diawali dengan kata sangat,paling,dan diakhiri dengan kata sekali.
Contoh :
Indah (sangat indah/indah sekali)
2. Dapat diberi awalan se- dan ter-.
Contoh :
Luas (seluas/terluas)
Bodoh (sebodoh/terbodoh)
3.Dapat diingkari dengan kata tidak.
Contoh:
Murah (tidak murah)
Sulit (tidak sulit)
3.Kata Keterangan (adverbial)
Kata Keterangan atau Adverbia adalah kata yang member keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat.
Macam-macam adverbia
1. Adverbial Dasar bebas,
misalnya: alangkah, agak, akan, amat, nian, niscaya, tidak, paling, pernah, pula, saja, dan saling.
2. Adverbia Turunan terbagi atas 3 bentuk berikut.
a. Adverbia Reduplikasi, misalnya : agak – agak, lagi-lagi, lebih-lebih, paling-paling.
b. Adverbia gabungan, misalnya : belum boleh, belum pernah, atau tidak mungkin.
c. Adverbia yang berasal dari berbagai kelas, misalnya: terlampau, agaknya, harusnya, sebenarnya, secepat-cepatnya.
4.Kata Benda (Nomina ),Kata Ganti (Pronomina), Kata Bilangan (Numeralia)
4.1. Kata Benda
Kata Benda adalah kata yang mengacu pada benda , orang, konsep, ataupun pengertian yang berfungsi sebagai objek dan subjek.
Suatu kata dapat digolongkan ke dalam kelas kata benda apabila memenuhi persyaratan berikut.
1. Dapat diikuti oleh frasa yang+sangat.
Contoh :
Mobil (mobil yang bagus / mobil yang bagus )
Pemandangan (pemandangan yang indah / pemandangan yang sangat indah)
2. Berimbuhan pe-,- an, pe- / -an, per- / -an,ke- /-an.
Contoh :
Permainan
Pertunjukan
Kesehatan
3. Dapat diingkari dengan kata bukan.
Contoh :
Saya (bukan saya)
Roti (bukan roti)
Gubuk (bukan gubuk)
4.2. Kata Ganti (Pronomina)
Kata Ganti atau Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu pada nomina lain. Pronomina berfungsi untuk mengganti kata benda atau nomina.
Contoh :
Aku sudah mencoba membujuknya.
Kami sangat berharap kepada kalian.
4.3. Kata Bilangan(numeralia)
Kata bilangan atau numeralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang, binatang, dan benda.
Contoh :
Ibu membeli gelas selusin
Ia mendapat peringkat pertama di kelasnya
5. Kata Tugas
Kata tugas dapat di rinci menjadi empat jenis kata, yaitu(1) kata depan,(2)kata sambung, (3)kata sandang, (4) kata seru, (5) partikel
1. Kata Depan (Preposisi)
Kata depan adalah kata yang menghubungkan dua kata atau dua kalimat
Contoh:
Di (sebelah) utara = menunjuk arah
Ke timur = menunjuk arah
Dari pasar = menunjuk tempat
Pada hari senin = menunjuk waktu
2. Kata Sambung (Konjungsi)
Kata sambung adalah kata yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata ; frasa dengan frasa, klausa dengan klausa.
Contoh: Adik dan kakak
Makan atau minum
Tidak makan, tetapi minum
3. Kata Sandang
Kata sandang adalah kata tugas yang membatasi makna nomina.
Contoh:
Sang guru (sang bermakna tunggal)
Para pemain (para bermakna jamak)
Si cantik (si bermakna netral)
4. Kata Seru (Interjeksi)
Kata seru adalah tugas yang digunakan untuk mengungkapkan seruan hati.
Contoh: Aduh, kakiku sakit sekali.
Astaga, mengapa kamu berani mencuri ?
Ayo, jangan putus asa.
Kata yang di cetak miring adalah kata seru. Contoh lain kata seru adalah hai, nah, oh, celaka.
5. Partikel
Partikel adalah kategori atau unsure yang bertugas memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan sebuah kalimatdalam komunikasi.unsur ini digunakan dalam kalimat Tanya, perintah, dan pernyataan,(berita).
Contoh partikel: lah, tah, kah, pun, deh, dong, dan kek,
B.Klasifikasi Kata Berdasarkan Bentuk Kata
Dari segi bahasa, kata dapat dibedakan atas empat macam,yaitu:
1. Kata dasar
2. Kata turunan
3. Kata ulang
4. Kata majemuk
1. Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang tidak berimbuhan atau yang belum di berikan awalan, akhiran, sisipan, dan penggabungan awalan akhiran.
2. Kata Turunan
Sebuah kata dapat menyampaikan beberapa pengertian melalui bentuk-bentuknya. Dari satu kata pula, kita dapat membuat atau mengembangkannya menjadi beberapa kata turunan. Dari kata turunan tersebut, kita dapat mengungkapkan satu bahkan bebrapa ide/perasaan.Contoh
Kata asal verba | pelaku | proses | Hal/tempat | perbuatan | hasil |
Asup | Pengasup | Pengasuhan | - | Mengasuh | Asuhan |
Baca | Pembaca | Pembacaan |
| Membaca | Bacaan |
Bangun | Pembangun | Pembangunan |
| Membangun | Bangunan |
Buat | Pembuat | Pembuatan | Perbuatan | Membuat | Buatan |
Cetak | Pencetak | Pencetakan | Percetakan | Mencetak | Cetakan |
Edar | Pengedar | Pengedaran | Pengedaran | Mengedar | Edaran |
Potong | Pemotong | Pemotongan | Perpotongan | Memotong | Potongan |
Sapu | Penyapu | Penyapuan | persapuan | Menyapu | Sapuan |
Tulis | Penulis | Penilisan |
| Menulis | Tulisan |
Ukir | Pengukir | Pengukiran |
| Mengukir | Ukiran |
impor | Pengimpor | pengimporan |
| meimpor | iomporan |
3. Kata Ulang
Kata ulang adalah kata yang mengalami proses pengulangan bentuk baik seluruh kata maupun sebagian. semua kata ulang wajib ditulis dengan memakai tanda penghubung (-)
Contoh:
lauk-pauk mondar-mandir
anak-anak porak-poranda
berjalan-jalan biri-biri
gerak-gerik kupu-kupu
dibesar-besarkan laba-laba
huru-hara
Macam-macam kata ulang
1. Ulangan seluruh kata dasar
Contoh:
anak-anak meja-meja
buku-buku ibu-ibu
main-main makan-makan
2. Ulangan kata dengan memberi imbuhan
Contoh:
berjalan-jalan bermanja-manja
dibesar-besarkan dipukul-pukulkan
berlari-lari menarik-narik
3. Ulangan seluruh kata,namun terjadi perubahan suara pada kata yang kedua
Contoh:
gerak-gerik caci-maki
mondar-mandir compang-camping
huru-hara terang-benderang
bolak-balik carut-marut
lauk-pauk
4. Ulangan seluruh kata yang dinamakan kata asal
Misalnya:
anai-anai ubur-ubur
kunang-kunang lobi-lobi
kupu-kupu mata-mata
agar-agar
4. Kata Majemuk
Kata majemuk adalah gabungan dua kata atau lebih yang membentuk satu pengertian.
Contoh:
duta besar buku sejarah baru
kereta api senja utama kereta api cepat luar biasa
meja tulis guru lapangan udara
rumah makan rumah sakit jiwa
terjun payung siap tempur
contoh di atas menunjukan bahwa kata dasar majemuk dapat sendiri dari gabungan dua kata, tiga kata, empat kata,lima kata bahkan dapat lebih. Hal terpenting adalah gabungan kata-kata itu harus menunjuk kepada satu arti dan tidak melebihi batas fungsi sebagai kata.
Cara penulisan kata majemuk ada yang terpisah atas dua kata atau lebih, seperti contoh tadi (duta besar, rumah makan) dan ada yang ditulis serangkai ??(jika hubungan kedua kata sudah sangat padu).
Contoh:
matahari kacamata
sapu tangan beasiswa
olahraga antarkota
C. Klasifikasi Kata Berdasarkan Makna Kata
1. Makna Kata Berdasarkan Hubungan Referensial
Makna kata ini dibedakan menjadi:
a. Makna Denotatif
Makna denotatif adalah makna yang paling dekat dengan bendanya (makna konseptual), atau kata yang mengandung arti sebenarnya.
Contoh:
1. Bunga mawar itu dipetik sita dan disuntingkan di rambutnya.
2. Untuk menafkahi kedua anaknya, ia menjual sayuran di pasar.
3. Penjual menawarkan barang kepada pembeli
4. bajunya basah kuyup terkena keringat.
b. Makna Konotatif
Makna konotatif ialah makna kiasan atau diartikan makna yang cenderung lain dengan benda nyata (makna kontekstual)disebut juga makna tambahan.
Contoh:
1. Ayahnya mendapat kursi sebagai anggota dewan.
kursi artinya jabatan/kekuasaan
2. Hatiku berbunga-bunga setelah anakku mendapat juara pertama.
berbunga-bunga artinya gembira
3. Sekarang ia bekerja di tempat yang basah.
basah artinya selalu menghasilkan uang
Dalam pengertian lain makna konotasi berkaitan dengan cakupan makna halus dan cakupan makna kasar.
Contoh cakupan makna halus
1. Neneknya sudah meninggal dua hari yang lalu.
2. Istri Pak Dadang seorang perawat di rumah sakit pusat.
3. Ibunya Rosita sedang hamil lima bulan.
4. Mari kita doakan para pahlawan yang telah gugur agar arwahnya diterima oleh Allah.
Contoh cakupan makna kasar.
1. Pamannya sudah mampus seminggu yang lalu.
2. Kakakku sedang bunting, dia harus berhati-hati.
3. Bininya seorang dokter.
4. Pahlawan telah mati di medan laga.
c. Makna Idiomatik (ungkapan)
secra umum berarti gabungan kata yang memberi arti khusus atau kata-kata yang dipakai dengan arti lain dari arti yang sebenarnya.
Ungkapan dapat juga diartikan makna leksikal yang dibangun dari beberapa kata, yang tidak dapat di jelaskan lagi lewat makna kata-kata pembentuknya.
Contih:
- ringan tangan = rajin bekerja, suka memukul
- gerak langkah = perbuatan
- dipeti-eskan = dibekukan atau tidak digunakan
- tertangkap basah = terlihat saat melakukan
- gali lubang tutup lubang = pinjam sini, pinjam sana
- banting stir = mengubah haluan
- jantung hati = kekasih
Ungkapan berfungsi menghidupkan, melancarkan serta mendorong perkembangan bahasa indonesia supaya dapat mengimbangi perkembangan kebutuhan bahasa terhadap ilmu pengetahuan,dan keindahan sehingga tidak membosankan. Tata bahasa ibarat kebun, ungkapan ibarat kembang-kembangnya. Dilihat dari bentuk dan prosenya, ungkapan dapat diperinci ke dalam beberapa jenis berikut.
1. Menurut jumlah kata
a. Dua kata
- mencari ilham = berusaha mencari ide baru
- bercermin bangkai = menaggung malu
b. Tiga kata atau lebih
- diam seribu bahasa = membisu
- hutangnya setiap helai bulu = tak terhitung banyaknya
2. Menurut zaman
a. Ungkapan lama
- matanya bagai bintang timur = bersinar,tajam
- rambutnya bagai mayang mengurai = ikal,keriting
- berminyak air = berpura-pura
b. Ungkapan baru
- ranjau pers = undang-undang pers
- berebut senja = siang berganti malam
- ranum dunia = penyebab kesulitan
3. Menurut asalnya
a. Ungkapan berasal dari bahasa asing
- black sheep = kambing hitam
- over nemen = mengambil oper
- side effect = akibat samping
b. Ungkapan berasal dari bahasa daerah
- soko guru = suri tauladan
- anak bawang = yang tidak diutamakan
Makna Kata Berdasarkan Hubungan Antarmakna
a. Sinonim
Sinonim ialah pasangan kata atau kelompok kata yang mempunyai arti mirip atau hamper sama.
Contoh sinonim dengan kata yang sama maknanya.
- Bung Hatta telah wafat. (telah = sudah)
- Kita merdeka karena jasa bung hatta. (karena = sebab)
- Bung Hatta sangat berjasa. (sangat = amat)
Contoh :beberapa kata yang memiliki kemiripan makna:
- Tepat dimuka gedung kantor pos jaklarta berdirilah sebuah kompleks bangunan kuno yang kukuh
- Persis dibangunan kantor pos Jakarta kota tertancaplah sebuah kawasan bangunan kolot yang kuat
Makna kalimat 1 dan 2 sama. Namun kalimat 1 lebih jelas isinya, kalimat 2, pilihan katanya kurang tepat sehingga pembaca / pendengar menjadi ragu menafsirkan maknanya.
b. Antonim
Antonim adalah kata-kata yang berlawanan maknanya/berlawanan.
Contoh :
a) Sejak sakit batuk, ia pantang minum es.
Ia harus meminum obat itu sesuai yang di anjurkan oleh dokter
b) Aksi penebangan pohon merupakan perusakan hutan.
Pemerintah menghimbau agar warga melestarikan hutan.
Terdapat beberapa perbedaan antara kata-kata yang berantonim oposisi antar kata dapat berbentuk seperti berikut.
a. Oposisi kembar
Contoh :
- Laki-laki-perempuan
- Jantan-betina
- Hidup-mati
b. Oposisi majemuk
Contoh :
- Baju-merah
- Sapu-tangan
c. Oposisi gradual
- Kaya- miskin
- Panjang-pendek
d. Oposisi relasional (kebalikan)
Contoh :
- Orangtua-anak
- Guru murid
- Member-menerima
e. Oposisi inversi
Contoh :
- Jual-beli
- Pulang-pergi
f. Oposisi komplementer
Contoh :
- Mur-baut
- Kompor-minyak
g. Oposisi inkompabilitas
Contoh :
- Merah-hijau
h. Oposisi hierarki
Contoh :
- Camat lurah.
c. Himpunan
Himponim adalah kata yang memiliki hubungan hierarkis dengan beberapa kata yang lain.Hubungan yang hierarki ini terdiri atas satu kata yang merupakan induk (hipernim), yang memiliki semua komponen yang menjadi unsur bawahannya (himponim). Proses himponim dan hipernim menimbulkan istilah kata umum dan kata khusus.
Kata umum dipakai untuk mengungkapkan gagasn umum, sedangkan kata khusus digunakan untuk perinciannya. Jadi, kata umum untuk semua hal, sedangkan kata khusus diterapkan untuk hal tertentu saja. Contoh penggunaan kata umum dan khusus dalam kalimat seperti berikut.
1. Pukul 07.00 WIB bel berdering cukup keras.
Berdering (kata khusus), biasanya digunakan untuk bunyi bel. Kata umunya ialah bunyi. Kata bunyi bisa digunakan untuk semua suara benda/sesuatu.
2. Untuk menyambut tahun baru, Ibu merangkai melati dan mawar.
Kata melati dan mawar merupakan kata khusus. Kata umumnya ialah bunga.
Berdasarkan contoh penggunaan kata umum dan kata khusus di atas cermatilah kata umum dan kata khusus pada tabel berikut ini.
Kata Umum | Kata khusus |
melihat | Memandang, menonton, meratap, menyaksikan, menengok, mengintip |
mamalia | Sapi, kambing, kucing |
Pola hidup | Berfoya-foya, boros, irit, mewah, sederhana |
musik | Jazz,rock, keroncong |
kendaraan | Mobil,motor, bus |
membawa | Menjinjing, memikul, memanggul, menenteng, menggendong |
memotong | Memenggal, mengiris, menebang, memancung, menggergaji |
|
|
|
|
|
|
D. Penggunaan Kamus dalam Mencari Bentuk, Kategori, dan Makna Kata
Kamus dapat membantu seseorang untuk mencari variasi bentukan kata, kelas kata dan conttoh-contoh pemakaiiannya, termasuk pelafalan, pedoman kata, dan bentuk ungkapannya. Kamus disususn berdasarkan abjad yang disertai penjelasan tentang makna dan pemakainnya. Di dalam kamus, terdapat keterangan tentang hal-hal berikut.
1. Label bidang ilmu, contoh: Adm (administrasi dan kepegawaian ), Anat (anatomi) Ark (arkeologi).
2. Dialek, contoh Jw untuk Jawa, BT untuk Batak, Ar untuk Arab, Bld untuk Belanda.
3. Ragam bahasa, contoh cak untuk cakapan,hor untuk ragam hormat, kas untuk ragam kasar.
4. Penjelasan makna, contoh berlari: berjalan kencang,
5. Label kelas kata, contoh a (adjektiva), adv (adverbia), n (nomina), v (verba)
E. Bentuk Kata/Frasa Baru
Kata adalah satuan terkecil dari tata bahasa yang bermakna. Makna kata merupakan perwujudan kesatuan perasaan dari fikiran yang disampaikan lewat bahasa. Dari satu kata, dapat kita bentuk belasan kata turunannya bentuk berimbuhan tersebut menunjukan pertalian yang teratur antara bentuk dan maknanya.Paradigma artinya pembentukan kata mengikuti pola atau contoh yang sudah ada, sedangkan analogi membandingkan pola yang sudah ada pada dasarnya keduanya sama.
Bentuk Dasar | Makan |
Pelaku | Proses | Hasil | Perbuatan |
Poting | Pemotong | Pemotongan | Potongan | Memotong |
Cetak | Pencetak | Pencetakan | Cetakan | Mencetak |
Lukis | Pelukis | Pelukisan | Lukisan | Melukis |
Tanam | Penanam | Penanaman | Tanaman | Menanam |
Ajar | pelajar | pembelajaran | ajaran | mengajar |
Contoh pembentukan frasa berdasarkan paradigma atau analogi.
1. Dari frasa rumah produksi, muncul frasa yang sejenis, yaiti:
- Rumah singgah
- Rumah potong
- Rumah duka
- Rumah industri
2. Dari frasa bawah sadar, muncul frasa baru:
- Bawah umur
- Bawah standar
- Bawah tanah
- Bawah harga
3. Dari bentukan kata pramugari dan pramuniaga, munculah bentukan kata:
- Pramuwisma
- Pramusiwi
- Pramusaji
- pramuria
- Pramuwisata
- Pramujasa
4. Dari frasa alih bahasa, timbul frasa:
- Alih ragam
- Alih ilmu
- Alih kuasa
- Alih haluan
- Alih teknologi
5. Dari frasa hari raya muncul frasa baru
- Jalan raya
- Pasar raya
- Panen raya
6. Dari kata tamu agung muncul:
- Jaksa agung
- Upacara agung
- Hakim agung
- Jumat agung
7. Dari gabungan kata angkat topi timbul gabungan kata:
- Angkat diri
- Angkat bicara
- Angkat sampah
- Angkat sembah
8. Dari istilah adipati, timbul frasa
- Adibuana
- Adikuasaidaya
- Adikarya
Contoh pembentukan kata yang dipengaruhi oleh imbuhan asing.
- If : aktif,agresif
- Er : komplementer, parlementer
- Al : struktural, normal
- Is : teknis, praktis
F. Pemakaian Kata, Frasa, dan Kalimat yang Kurang Tepat
1. kesalahan penggunaan imbuhan (bentuk kata).
Contoh :
a. Pintu masuk SMK 3 akan diperlebarkan. (salah)
Pintu masuk SMK 3 akan dilebarkan. (benar).
b. Jangan dibiasakan mengenyampingkan masalah itu. (salah)
Jangan dibiasakan mengesampingkan masalah itu. (benar)
2.ketidaktepatan pemakaian frasa (kelompok kata).
Contoh:
a. Untuk sementara waktu, siswa tidak bisa praktik karena ruangan sedang direnovasi. (salah)
Untuk sementara siswa tidak bisa praktik karena ruangan sedang direnovasi.(benar)
b. Bua parahyangan sudah dinyatakan laik darat.(salah)
Bus parahyangan sudah dinyatakan laik jalan.(benar)
3.kesalahan kalimat
a. di dalam darah orang itu mengandung virus HIV. (salah)
darah orang itu mengandung virus HIV. (benar)
untuk membuat kalimat yang cermat kita harus memahami ciri kalimat efektif.Kalimat yang baik atau efektif mempunyai ciri-ciri seperti berikut:
a. Kepadanan
- Memiliki Sdan Pdengan jelas
- Tidak terdapat S ganda
- Kata penghubung intra kalimat tidak dipakai dalam kalimat tunggal.
b. Kepararelan
c. Kehematan
- Menghindarkan perjamakan bentuk jamak
- Penggunaan kata-kata yang berlebihan
d. Kepaduan (tegas dan lugas)
- Hindarkan kalimat bertele-tele
e. Kecermatan.
A. Pengertian dan Fungsi Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang disampaikan dengan maksud mendapat jawaban berupa informasi, penjelasan, atau pertanyaan.
Jawaban atas kalimat tanya dapat berbentuk jawaban pendek atau panjang.
Kalimat tanya berfungsi untuk meminta jawaban berupa penjelasan, untuk menggali informasi untuk klarifikasi, atau konfirmasi .
B. Jenis Kalimat Tanya
Dilihat dari pemakaian secara lisan maupun kalimat, kalimat tanya dapat dibedakan menjadi kalimat tanya biasa, tanya retoris, kalimat tanya bertujuan untuk klarifikasi atau konfirmasi, dan kalimat tanya tersamar.
1. Kalimat Tanya Biasa
Salah satu ciri kalimat tanya ialah menggunakan kata tanya. Kata tanya biasanya digunakan untuk pertanyaan yang bertujuan meminta penjelasan atau menggali informasi.
Partikel | Menanyakan | Jawaban yang diinginkan |
(-kah)? | Suatu benda/binatang | Ya/tidak/bukan |
(-kah)? | Cara/proses | Menjelaskan cara/proses kerja sesuatu |
(-kah)? | Jumlah | Menjelaskan jumlahtertentu(yang pasti) |
(-kah)? | Waktu | Menjelaskan waktu/kurun waktu tertentu |
(-kah)? | Arah/asal | Menjelaskan arah /asal muasal sesuatu |
(-kah)? | Tempat | Menjelaskan nama /lokasi/posisi tempat |
(-kah)? | Waktu | Menjelaskan waktu/kapan peristiwa terjadi |
(-kah)? | Urutan | Menjelaskan urutan ke berapa dari sejumlah angka |
(-kah)? | Arah/tujuan | Menjelaskan arah/tujuan yang dituju |
(-kah)? | Pilihan | Menjelaskan satu/bebrapa dari sejumlah pilihan |
(-kah)? | Alasan | Menjelaskan alasan/sebab terjadinya sesuatu |
(-kah)? | Orang/manusia | Menjelaskan nama dan penjelasan seperlunya |
(-kah)? | alat | Menjelaskan alat yang digunakan |
2. Kalimat Tanya Retorik
Kalimat tanaya retorik adalah kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban atau tidak mengharuskan jawaban.
Ciri-ciri pertanyaan retorik
- Berbentuk pertanyaan dan penegasan
- Terkadang menggunakan kata tanya
- Tidak memerlukan jawaban
- Orang yang bertanya dan yang ditany asama-sama mengetahui jawabannya.
3. Kalimat Tanya untuk Konfirmasi dan Klarifikasi
Kita perlu mngajukan jawabannya cukup perkataan ya atau tidak, atau ya atau bukan. Beberapa hal yang menandai bentuk pertanyaan untuk konfirmasi atau klarifikasi, yaitu seperti berikut.
1. Menggunakan informasi tanya dengan menekankan kata-kata yang dipentingkan
2. Menggunakan partikel –lah
3. Menggunakan kata tanya apa atau apakah
4. Menggunakan kata tidak atau bukan sebagai unsur penegas
5. Sebagai penegasan benar tidaknya menggunakan kata bantu: benar, betul, jadi benar,jadi.
4. Kalimat Tanya Tersamar
Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang diajukan secara tidak langsung bukan untuk menggali informasi, klarifikasi, dan konfirmasi, melainkan mengandung maksud-maksud lain
Beberapa model kalimat tanya tersamar antara lain seperti berikut
a. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan memohon
b. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan meminta
c. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan menyeluruh
d. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan mengajak
e. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan merayu
f. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan menyindir (mengkritik,mencela, mengejek)
g. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan meyakinkan
h. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan menyetujui
i. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan menyanggah
j. Kalimat tanya tersamar untuk menawarkan sesuatu
A. Pengertian Parafrasa
Parafrasa mengandung arti pengungkapan kembali suatu tuturan atau karangan menjadi bentuk lain namuntidak mengubah pengertian awal.
B. Cara Membuat Parafrasa
1. Bacalah naskah yang akan diparafrasakan sampai selesai untuk memperoleh gambaran umum isi bacaan/tulisan.
2. Bacalah naskah sekali lagi dengan memberi tanda pada bagia-bagian penting dan kata-kata kunci yang terdapat pada bacaan.
3. Catatlah kalimat inti dan kata-kata kunci secara beurut.
4. Kembangkan kalimat inti kata-kata kunci menjadi gagasan pokok yang sesuai dengan topik bacaan.
5. Uraikan kembali gagasan pokok menjadi paragraf yang singkat dengan bahsa sendiri.
Teknik membuat parafrasa lisan adalah seperti berikut.
1. Membaca informasi secara cermat
2. Memahami isi informasi secara umum
3. Menulis inti atau pokok informasi dengan kalimat sendiri
4. Mencatat kalimat pokok atau inti secara urut
5. Mengembangkan kalimat inti atau kata-kata kunci menjadi pokok-pokok pikiran yang sesuai dengan tema/topikninformasi sumber
6. Menyampaikan atau menguraikan secara lisan pokok pikiran tersebut dengan menggunakan kata atau kalimat sendiri.
7. Jika kesulitan menguraikannya, hal dibawah ini dapat membantu
a. Gunakan kata-kata yang bersinonim dengan kata aslinya
b. Gunakan ungkapan yang sepadan jika terdapat ungkapan untuk membedakan dengan uraian aslinya.
c. Ubahlah kalimat langsung menjadi tidak langsung atau kalimat aktif menjadi pasif
d. Jika berbentuk narasi, bisa menggunakan kata ganti orang ketiga
BAB IIV
A. Menggunakan Kata, Bentukan kata, serta Kalimat yang Santun dalam Berkomunikasi
Perhatikan contoh berikut:
1. Terimakasih saya ucapkan atas kehadiran bapak dan ibu sekalian di tempat ini dalam rangka memenuhi undangan kami
2. Makasih,ya, atas kedatangannya kamu semua pada perayaan hari ulang tahunku
3. Thanks berat, ye! Akhirnya, lu pada dateng juga ke sini tuk menuhin
Undangan gue.
B. Memahami Pola Gilir dalam Berkomunikasi
Beberapa sikap yang harus dimiliki ketika menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi antara lain:
1. Menghargai mitra bicara
2. Peka terhadap kesempatan
3. Sadar akan relevansi pembicaraan
4. Memilih kata yang tepat
C. Penerapan Pola Gilir dalam Berbagai Situasi
Menerapkan pola gilir berkomunikasi dapat terjadi pada situasi-situasi
1. Suasana kehidupan sehari-hari seperti di rumah tangga di sekolah, di pasar, di kantor, di arisan, dan sanggar.
2. Diskusi kelompok, seperti di sekolah dan di kampus, kegiatan pramuka.
3. Film atau sinetron
4. Naskah drama dan pementasan drama.
Berikut beberapa contoh penerapan pola gilir dalam berkomunikasi
1. Penerapan pola gilir dalam diskusi
a. Unsur-unsur diskusi
- Pemimpin
- Sekertaris
- Penyaji
- Peserta
b. Jenis-jenis diskusi
- Diskusi kelompok
- Diskusi panel
- Seminar
- Simposium
- Kongres
- Konferensi
- Lokakarya
- Sarasehan
c. Teknik dan Tahapan dalam diskusi
Ada dua tahap dalam pelaksanaan diskusi
1. Tahapan persiapan
2. Tahap pelaksanaan
3. Acara tanya jawab
4. Penutup.